PENERBANGAN TNI AL
Puspenerbal atau Pusat Penerbangan TNI AL merupakan bagian dari
TNI-AL yang bertugas menyediakan fungsi penerbangan bagi operasi-operasi
Angkatan Laut. Puspernerbal didirikan pada tahun 1956. Puspenerbal dibentuk
sebagai sentralisasi pembinaan penerbangan TNI AL dalam suatu wadah, sehingga
akan lebih menguntungkan dalam pengawasan dan pengendaliannya.
Satuan
ini bertugas mendukung operasi angkatan laut, baik untuk operasi tempur,
operasi SAR maupun operasi bantuan kemanusiaan. Pengamanan laut untuk memantau
pergerakan kapal-kapal asing khususnya di jalur alur laut kepulauan Indonesia
(ALKI), pengamanan lingkungan dari pencemaran bahan berbahaya, pencegahan
penyelundupan dan pencurian kekayaan laut juga menjadi misi penting yang diemban Puspenerbal, bekerja sama dengan unsur kekuatan udara lain seperti TNI-AU dan
Polri.
Penerbangan
TNI AL mempunyai enam fungsi yaitu :
1. Peperangan anti kapal selam
2. Peperangan anti kapal permukaan
3. Pengamanan laut terbatas
4. Intai maritim
5. Pendaratan pasukan darat lintas helikopter
6. Dukungan logistik cepat.
Dari keenam fungsi penerbangan TNI AL tersebut saat ini belum bisa berjalan secara maksimal. Belum lagi ditambah terjadinya beberapa musibah yang mengakibatkan institusi TNI AL harus kehilangan alutsistadan personil penerbangan yang profesional di bidangnya.
Untuk itu untuk seluruh jajaran Penerbangan TNI AL diharapkan untuk selalu melakukan evaluasi kesiapan teknis alutsista dengan memperhatikan aspek keselamatan guna mewujudkan program zero accident.
Dalam catatan sejarah, Penerbangan TNI AL telah berperan besar dalam berbagai pertempuran laut, seperti Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Jayawijaya, Penumpasan GPRS/Paraku, Operasi Seroja dan Operasi Surya Bhaskara Jaya.
Selain operasi militer Penerbangan TNI AL juga berperan dalam tugas-tugas kemanusiaan, seperti bencana alam gempa bumi dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, dan Nias serta bencana alam lainnya di tanah air.
1. Peperangan anti kapal selam
2. Peperangan anti kapal permukaan
3. Pengamanan laut terbatas
4. Intai maritim
5. Pendaratan pasukan darat lintas helikopter
6. Dukungan logistik cepat.
Dari keenam fungsi penerbangan TNI AL tersebut saat ini belum bisa berjalan secara maksimal. Belum lagi ditambah terjadinya beberapa musibah yang mengakibatkan institusi TNI AL harus kehilangan alutsistadan personil penerbangan yang profesional di bidangnya.
Untuk itu untuk seluruh jajaran Penerbangan TNI AL diharapkan untuk selalu melakukan evaluasi kesiapan teknis alutsista dengan memperhatikan aspek keselamatan guna mewujudkan program zero accident.
Dalam catatan sejarah, Penerbangan TNI AL telah berperan besar dalam berbagai pertempuran laut, seperti Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Jayawijaya, Penumpasan GPRS/Paraku, Operasi Seroja dan Operasi Surya Bhaskara Jaya.
Selain operasi militer Penerbangan TNI AL juga berperan dalam tugas-tugas kemanusiaan, seperti bencana alam gempa bumi dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, dan Nias serta bencana alam lainnya di tanah air.
Skadron Udara 100-Pesawat Anti Kapal
Selam
Skadron
Udara 100-Pesawat Anti Kapal Selam dulu diperkuat dengan pesawat Fairey Gannet
buatan perusahaan Fairey Aviation Company Inggris.
Fairey Gannet
Ada
kisah menarik tentang Fairey Gannet yang dipiloti para penerbang TNI AL
saat Operasi Dwikora. Para pilot-pilot Gannet TNI AL, dengan bersenjata roket,
berani terbang di atas gugus tugas Royal Navy di samudera Hindia, diatas HMS
Ark Royal. Para pilot-pilot ini bercerita bahwa mereka lihat personil Inggris
sedang bermain bola voli di atas dek kapal induk mereka, dan mereka tidak
bereaksi, kecuali beberapa pilot berlarian ke Supermarine Scimitar mereka.
Skadron Udara 200-Awalnya untuk
Transportasi VIP sekarang utk Training
Skadron
Udara 200-Awalnya untuk Transportasi VIP sekarang untuk Training diperkuat
pesawat Darter Commander buatan Volaircraft / Aero Commander Amerika
Serikat,
Darter Commander
Aero Commander TNI AL yang hilang
tanggal 20 Mei 1969
Allouette II
Untuk saat ini Skuadron
Udara-200/Latih
a)
Latih mula menggunakan Pesud TB-9/TB-10 Tampico/Tobago
b)
Latih dasar fix wing menggunakan Pesud F-33A Bonanza
c)
Latih dasar rotary wing menggunakan heli EC-120 B Colibri
d)
Latih lanjut fix wing menggunakan Pesud N-22 B Nomad
e)
Latih lanjut rotary wing menggunakan heli BO-105 Bolkow
F-33A Bonanza
TB-9/TB-10 Tampico/Tobago
EC-120 B Colibri
N-22 B Nomad
BO-105 Bolkow
NC 212 Aviocar
Flight Udara 300-SAR dan Transportasi Udara
UF2 Albatross
Pada saat serah terima UF2 Albatross di tahun 1960
UF2 Albatross di Maluku saat Trikora
1962
Skadron Udara 400-Anti Kapal Selam dan
Angkut Ringan (Helicopter)
Mi 4 ASW
Allouette II
Berpose di helideck salah satu KRI
setelah menyelesaikan misi patroli laut lewat udara, circa 1976. Dalam foto yang
memegang helm adalah pemilik foto ini Kapten Laut (P) Arisasmita J.E. Di
belakang helikopter Alouette II/3130.
Sumber foto: dok pribadi Kapten Laut
(P) Arisasmita J.E. dan Dispenal
Wasp
Di bawah ini adalah
foto kenangan helikopter Super Puma NAS 332 HU-440 yang baru saja datang di
tahun 1984, foto diambil bersama All-Pilot & Crew Sdqn.400 pemegang rating
NAS-332 Super Puma sesaat setelah NAS-332 pertama TNI-AL (HU-440) mendarat dari
penerbangan ferrynya dari pabriknya PT NURTANIO aka IPTN (Sekarang PT DI) di
Bandung ke Lanudal Juanda Surabaya sekitar tahun 80-an
Ksatria Rajawali Laut Jalakaca
Paling kiri berdiri : Kapten laut (P)
Budiharto (terakhir Laksma (purn)), no.3 dari kiri tanpa kacamata hitam : Mayor
(Mar) Pudji Santoso,alm (saat itu menjabar wakil komandan Skwadron 400) gugur
di selat Madura tahun 1987 dalam misi latihan pengamanan KTT Non-Blok, berdiri
paling kanan Mayor Laut (P) Heidi,alm (gugur di Timor Timur, heli Super Pumanya
menabrak gudang Bulog, technical reason, kejadiannya sebulan sebelum May.Pudji
gugur)
Ksatria Rajawali Laut Jalakaca
Photo diatas sama dengan photo sebelumnya hanya ketambahan satu orang(berdiri tengah, maaf kalo salah sebut nama & pangkat) Alm. Kolonel(L) Suparyono yang dikenal sebagai pilot Multi-Rating fixed dan rotary, termasuk rating Dakota. Pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Udara Armada Timur (Satudarmatim) Djuanda antara th 95-97
"Salute to the Fallen!"
Photo diatas sama dengan photo sebelumnya hanya ketambahan satu orang(berdiri tengah, maaf kalo salah sebut nama & pangkat) Alm. Kolonel(L) Suparyono yang dikenal sebagai pilot Multi-Rating fixed dan rotary, termasuk rating Dakota. Pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Udara Armada Timur (Satudarmatim) Djuanda antara th 95-97
"Salute to the Fallen!"
NAS-332 Super Puma
Super Puma HU-442 pada waktu uji coba
rudal Exocet.
Perhatikan di tail ada tulisan EXPERIMENTAL IPTN-TNI AL belum mengunakan "TNI-AL"
Perhatikan di tail ada tulisan EXPERIMENTAL IPTN-TNI AL belum mengunakan "TNI-AL"
NAS-332
yang dilengkapi Rudal Excocet pernah di pamerkan ketika Indonesian Airshow
pertama di Kemayoran ( 1986 ) Rudal nya " dummy " pinjam dari
pabriknya di Perancis.
Proyek
uji coba ini tidak diteruskan dengan beberapa alasan salah satu alasannya dari
sisi teknis dari ukuran exocet yang cukup besar sepertinya akan jadi membebani
helikopter itu sendiri karena jadi susah manuver.
Foto kenangan th. 1997
helikopter Skuadron Udara-400/Heli. Rotary Wing "Rajawali Laut"
morning line up, persiapan flypass HUT TNI-AL
Skuadron Udara-400/Heli
a)
Helikopter anti kapal atas air BO-105 Bolkow
b) Helikopter angkut taktis Bell-412 dan Bell-212
b) Helikopter angkut taktis Bell-412 dan Bell-212
BO-105 Bolkow
Bell-212 saat melakukan atraksi
penerjunan dengan menggunakan tali / repling oleh anggota tim SAR TNI-AL
Bel-212
HU-416 adalah helikopter orisinil dari USA dan dirakit di singapura. Waktu
datang skidnya termasuk tinggi dan dicat warna putih. Bell 212 dulu bekas
Bakorsurtanal dan skidnya tinggi karena di bawah lambung dipasang kamera/radar
untuk pemetaan. Setelah masuk angkatan laut namanya jadi HU 416. Helikopter ini
sudah nggak ada lagi karena crash di Nabire akhir tahun 2004, helikopter
jatuhdi tengah hutan tapi posisi jatuhnya di sebuah sungai besar.
Bell-212 HU-416. HU-416 mengalami
accident crashed di Nabire Papua 22 Desember 2004. Dalam foto ini ada pilot dan
copil yang mengawaki HU-416 saat kecelakaan tersebut.
Berdiri kedua dari Kiri LTD laut (P) Putu Eka Driyanova (alm)
Berdiri Ketujuh dari kiri KPT Laut (P) Novi Hendri (alm)
Berdiri kedua dari Kiri LTD laut (P) Putu Eka Driyanova (alm)
Berdiri Ketujuh dari kiri KPT Laut (P) Novi Hendri (alm)
(info dari Pusjarah TNI).
"may their soul
Rest In peace"
Mi 2
Skadron Udara 500-Pesawat Bomber
Merupakan skuadron bomber taktis
dengan unsur udara iLyusin 28 buatan unisoviet.
IL-28
Skadron Udara 600-Pesawat Logistik,
Penerjunan dan Transport
Skuadron 600
merupakan skuadron angkut taktis, yang bertugas pokok untuk dukungan angkut
logistik cepat dan pengamatan laut terbatas, memiliki unsur awal DC-3 dacota,
yang kemudian di gantikan dengan DHC-5D buffalo dan Casa 212-200.
DC-3 Dakota
Alm.
Kolonel(L) Suparyono yang dikenal sebagai pilot Multi-Rating fixed dan rotary,
termasuk rating Dakota. Beliau sempat menjadi PJS komandan Skwadron 400
dikarenakan komandan Skwadron Letkol laut (P) Soekisno Hartono gugur bersama
May (Mar) Pudji Santoso di Selat Madura tahun 1987, untuk kemudian kembali lagi
ke skwadron 600 dan terbang C-212 dan merupakan pilot terakhir yang
menerbangkan DC-3 Dakota dalam misi rainmaker di tahun 92. Pernah pula menjabat
sebagai Komandan Satuan Udara Armada Timur (Satudarmatim) Djuanda antara th
95-97.
Skuadron Udara-600/Angkut Taktis
NC-212 dan DHC-5D Buffalo
NC-212 Aviocar
DHC-5D Buffalo
Skadron Udara 800-Patroli Maritim
Skuadron
Udara-800/Patmar
N-22 B / N-24 A Nomad
N-22 B / N-24 A Nomad
N-22 B / N-24 A Nomad
Saat ini tugas Nomad N-22/N-24 telah
digantikan dengan pesawat Casa NC-212-200 MPA (patroli maritim), dan untuk
kedepan juga akan ditambah dengan pesawat CN-235 MPA untuk menunjang tugas
pokoknya sebagai intai taktis.
Skadron Udara 900-Perawatan dan
Pemeliharaan
Saat ini berganti nama menjadi fasharkan pesud, dengan tugas
pokok melaksanakan pemeliharaan terhadap berbagai pesud yang dimiliki
penerbangan TNI-AL.
usul dong..ada baiknya diupdate dg menambah monumen pesawat penerbal seperti yg ada di lanud manado, lanud juanda belum semua..ada mig dll, di puncak alloette II, mungkin ada lagi?
BalasHapusth 1979 aku praktek kerja di lanudal juanda dan juga pertama kali terbang dng NOMAD N 22 801 yg diterbangkan oleh Lettu Laut BAMBANG K. YUDO dan FO Lettu Laut EDDY HAKIM dan terbang dng Bolkow BO 105 RON 400 yg diterbangkan Lettu HEIDI dan
BalasHapusMau tau info skuadron 600 donk... Minta tlponnya boleh ? Dari arief pontianak
BalasHapus